Aku Benci Valentine
Valentine dan valentine. Ya, itulah
hari yang ditunggu-tunggu kaum remaja. Hari yang melukiskan perasaan mereka
kepada soulmate nya. Dengan nuansa wrana merah muda dan di hiasi dengan manis
nya coklat. Valentine semakin menyemarak di hati para remaja.
Siang
itu suasana di salah satu mini market cukup ramai. Walaupun panas siang bolong
itu cukup menyengat, tapi tidak mematahkan langkah anak muda-mudi untuk
mempersiapkan kado special di malam Valentine. Banyak pembeli yang lalu lalang di
mini market, apalagi ruangan yang dikhususkan untuk hari Valentine. Karyawan
pun disibukkan dengan pesanan membungkus kado.
Lain
hal nya dengan Cindy, ia hanya duduk termenung di meja kerjanya. Tidak ada
gairah untuk melakukan aktivitas untuk hari ini. Kerja nya melamun dan hanya
melamun. Cindy memikirkan orang yang diharapkan nya ada saat malam Valentine
itu tiba. Tapi kenyataan nya sosok itu harus pergi untuk sekian kali nya dan
harus menunggu untuk waktu yang begitu lama. “Kenapa sih harus pergi saat seperti
ini” timbul sejuta pertanyaan dari diri Cindy.
Tiba-tiba lamunan nya buyar ketika
salah seorang menegurnya. “Maaf mbak”,sapanya lembut. “Eh iya ada yang bisa
saya bantu”jawab Cindy terbata-bata. “Saya ingin membeli kado special buat hari
yang special. Mbak bisa kan bantu saya mencarinya” tutur nya menjelaskan
maksudnya. “Oh, tentu. Mari saya antar ke ruangan sebelah”ajak Cindy seraya
melangkah ke tempat yang dimaksud nya.
Lelaki
itu tidak asing lagi buat Cindy. Lelaki yang akhir-akhir ini yang tidak pernah
bolos untuk ke mini market. Mas Anto, itu lah nama lelaki yang Cindy maksud.
Cindy juga mengetahui nama nya dari teman kerja Tika.
Lama
Cindy menemani Anto untuk memilih kado yang cocok. Tak berapa lama kemudian,
mata Cindy tertuju pada boneka hati yang lucu dan berwarna merah muda dsan
bertuliskan “I Love U”.
“Mas
yang ini saja, lucu pasti pacar nya suka” kata Cindy lembut dan melihatkan
senyum manis bibir nya itu.
“Boleh
juga, ya sudah langsung bungkus saja. Eh ya , hamper lupa jangan lupa coklat
silverquen nya biar lebih romantis”goda Mas Anto sambil cengar-cengir.
Cindy
tidak memperdulikan ucapan Mas Anto. Ia segera berlalu dan melanjutkan
pekerjaan nya. Tidak harus menunggu berlama-lama untuk membungkus kado lucu
itu. Lengkap dengan hiasan bunga dan sepucuk kartu ucapan yang sudah
dipersiapkan Mas Anto untuk kado nya.
“Bayarnya
langsung ke kasir saja Mas” ucap Cindy singkat.
“Terima
kasih ya”jawab Anto berlalu meninggalkan Cindy.
Cindy kembali ke ruangannya, tanpa
memperdulikan Anto yang sudah berlalu dari hadapannya. Dalam pikirannya hanya
sang pujaan hati yang ia pikirkan. Pujaan hati yang selalu membuat dirinya
tersenyum dan penuh warna.
***
“Hu, sudah waktunya istirahat”gerutunya
melirik alroji di tangannya. Cindy langsung mengambil tas kerjanya dan meraih
Hp kesayangannya. Matanya yang indah kini terlihat sayu. Jelas seperti tidak
ada keceriaan nya. Ya.,memang itu yang dirasakan nya berharap pujaan nya
menelpon atau sms. Tapi tidak ada satu pun yang ia dapat di sana. Ia duduk di
sudut ruangan dengan perasaan kecewa. “Mungkin dia lagi sibuk” hanya itu yang
terdengar dari bibir mungil Cindy. Waktu terus berjalan, tidak terasa istirahat
telah usai. Cindy kembali ke ruangan nya dengan langkah gontai. Pemandangan
mini market yang penuh dengan hilir mudiknya mencari bingkisan spesial buat
Valentine. Cindy serasa bosan dan jenuh dengan pemandangan itu. Pemandangan
yang membuat perasaan nya semakin hancur. Ingin rasanya ia berteriak tapi itu
tidak mungkin ia lakukan.
Tidak terasa waktu menunjukkan pukul
17.00, sudah waktu nya pulang. Cindy buru-buru merapikan tempat kerjanya. Ia
ingin cepat bergegas pulang ke rumah. Rasa jenuh nya di ruangan kerjanya sudah
menghantuinya. Baru saja Cindy ingin keluar dari ruangan nya. Tiba-tiba
terdengar suara memanggilnya dengan langkah tergesa-gesa.
“Cindy,
tunggu” panggil Tika teman kerja Cindy.
“Ada
apa Tik, kok buru-buru kayak gini. Memang nya ada apa sih”jawab nya.
“Ini
Cin, ada titipan buat kamu”jelas Cindy.
“Buat
aku”
“Ya
Cin, katanya khusus buat kamu. Mungkin dari penggemar kamu” ledek Tika.
“Memangnya
aku ada tampang artis. Kira-kira dari siapa ya” tanya Cindy penasaran.
“Mana
aku tahu”jawab Tika singkat dengan mengangkat bahu nya. Menunjukkan bahwa
dirinya tidak tahu siapa pengirimnya. Tika langsung pergi setelah bungkusan itu
diberikannya ke Cindy. Cindy yang masih heran dengan pemberi kado itu pun
segera berlalu dari tempat itu. Rasa penasaran nya memacu ia untuk lebih cepat
kembali ke rumah.
***
Sesampainya di rumah Cindy langsung
masuk ke kamar nya dan mengkunci pintu nya dari dalam. Ia ingin melihat apa isi
bungkusan itu dan mengetahui siapa penggirimnya. Rasa penasaran nya sudah
menggebu-gebu. Perlahan ia membuka kertas penutup isi didalamnya. Akhirnya,
Cindy melihat isi bungkusan itu. Ia terdiam, terpaku dan bibirnya terasa keluh
untuk mengucapkan sepatah kata. Boneka hati yang lucu dan bertuliskan “ I Love
U” sama seprti boneka yang ia pilihkan untuk Mas Anto. “Apa maksud Mas Anto
dengan semua ini”pekiknya dalam hati. Lalu Cindy meraih sepucuk kartu ucapan
yang tertera di atas coklat silverqueen itu.
“Selamat
hari Valentine Cindy, semoga kebahagiaan selalu bersamamu. Tetap tersenyum ya
untuk menghiasi pelangi saat muncul, jangan pernah hujani hari-hari mu dengan
airmata kesedihan, keceriaan mu sama seperti matahari yang muncul di langit
biru”
Cindy terduduk lemas diranjangnya.
Ia tidak menduga selama ini Mas Anto memiliki perasaan terhadapnya. “Oh, Tuhan
apa maksud semua ini. Aku tidak menginginkan semua ini, aku hanya ingin pujaan
hatiku, hanya itu”jerit batin Cindy
“Aku
hanya ingin merasakan indahnya Valentine, hanya itu. Apa aku berlebihan”ucapnya
lirih. Beningan kristal pun mulai jatuh membasahi pipinya itu. bagaimana tidak,
orang yang di nanti-nantikan kehadirannya tidak muncul di hadapannya. Mengapa
harus Mas Anto, kenapa bukan dirinya. Pikiran nya dipenuhi ribuan pertanyaan
yang membuat hati ya galau.
Valentine yang seharusnya jadi momen
yang indah untuk dirinya, malah menjadi kisah sedih. Yang dirasakan Cindy bukan
kasih sayang tapi perasaan bimbang yang menghantui nya.
“Aku
benci valentine”jerit Cindy memecahkan kesunyian malam. Ia tidak mampu untuk
menahan semua gejolak yang sedang dirasakannya. Yang dilakukan nya hanya lah
menangis dan menangis.