Senin, 02 Januari 2012




Aku Benci Valentine





            Valentine dan valentine. Ya, itulah hari yang ditunggu-tunggu kaum remaja. Hari yang melukiskan perasaan mereka kepada soulmate nya. Dengan nuansa wrana merah muda dan di hiasi dengan manis nya coklat. Valentine semakin menyemarak di hati para remaja.
Siang itu suasana di salah satu mini market cukup ramai. Walaupun panas siang bolong itu cukup menyengat, tapi tidak mematahkan langkah anak muda-mudi untuk mempersiapkan kado special di malam Valentine. Banyak pembeli yang lalu lalang di mini market, apalagi ruangan yang dikhususkan untuk hari Valentine. Karyawan pun disibukkan dengan pesanan membungkus kado.
Lain hal nya dengan Cindy, ia hanya duduk termenung di meja kerjanya. Tidak ada gairah untuk melakukan aktivitas untuk hari ini. Kerja nya melamun dan hanya melamun. Cindy memikirkan orang yang diharapkan nya ada saat malam Valentine itu tiba. Tapi kenyataan nya sosok itu harus pergi untuk sekian kali nya dan harus menunggu untuk waktu yang begitu lama. “Kenapa sih harus pergi saat seperti ini” timbul sejuta pertanyaan dari diri Cindy.
            Tiba-tiba lamunan nya buyar ketika salah seorang menegurnya. “Maaf mbak”,sapanya lembut. “Eh iya ada yang bisa saya bantu”jawab Cindy terbata-bata. “Saya ingin membeli kado special buat hari yang special. Mbak bisa kan bantu saya mencarinya” tutur nya menjelaskan maksudnya. “Oh, tentu. Mari saya antar ke ruangan sebelah”ajak Cindy seraya melangkah ke tempat yang dimaksud nya.
Lelaki itu tidak asing lagi buat Cindy. Lelaki yang akhir-akhir ini yang tidak pernah bolos untuk ke mini market. Mas Anto, itu lah nama lelaki yang Cindy maksud. Cindy juga mengetahui nama nya dari teman kerja Tika.
Lama Cindy menemani Anto untuk memilih kado yang cocok. Tak berapa lama kemudian, mata Cindy tertuju pada boneka hati yang lucu dan berwarna merah muda dsan bertuliskan “I Love U”.
“Mas yang ini saja, lucu pasti pacar nya suka” kata Cindy lembut dan melihatkan senyum manis bibir nya itu.
“Boleh juga, ya sudah langsung bungkus saja. Eh ya , hamper lupa jangan lupa coklat silverquen nya biar lebih romantis”goda Mas Anto sambil cengar-cengir.
Cindy tidak memperdulikan ucapan Mas Anto. Ia segera berlalu dan melanjutkan pekerjaan nya. Tidak harus menunggu berlama-lama untuk membungkus kado lucu itu. Lengkap dengan hiasan bunga dan sepucuk kartu ucapan yang sudah dipersiapkan Mas Anto untuk kado nya.
“Bayarnya langsung ke kasir saja Mas” ucap Cindy singkat.
“Terima kasih ya”jawab Anto berlalu meninggalkan Cindy.
            Cindy kembali ke ruangannya, tanpa memperdulikan Anto yang sudah berlalu dari hadapannya. Dalam pikirannya hanya sang pujaan hati yang ia pikirkan. Pujaan hati yang selalu membuat dirinya tersenyum dan penuh warna.
***
            “Hu, sudah waktunya istirahat”gerutunya melirik alroji di tangannya. Cindy langsung mengambil tas kerjanya dan meraih Hp kesayangannya. Matanya yang indah kini terlihat sayu. Jelas seperti tidak ada keceriaan nya. Ya.,memang itu yang dirasakan nya berharap pujaan nya menelpon atau sms. Tapi tidak ada satu pun yang ia dapat di sana. Ia duduk di sudut ruangan dengan perasaan kecewa. “Mungkin dia lagi sibuk” hanya itu yang terdengar dari bibir mungil Cindy. Waktu terus berjalan, tidak terasa istirahat telah usai. Cindy kembali ke ruangan nya dengan langkah gontai. Pemandangan mini market yang penuh dengan hilir mudiknya mencari bingkisan spesial buat Valentine. Cindy serasa bosan dan jenuh dengan pemandangan itu. Pemandangan yang membuat perasaan nya semakin hancur. Ingin rasanya ia berteriak tapi itu tidak mungkin ia lakukan.
            Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 17.00, sudah waktu nya pulang. Cindy buru-buru merapikan tempat kerjanya. Ia ingin cepat bergegas pulang ke rumah. Rasa jenuh nya di ruangan kerjanya sudah menghantuinya. Baru saja Cindy ingin keluar dari ruangan nya. Tiba-tiba terdengar suara memanggilnya dengan langkah tergesa-gesa.
“Cindy, tunggu” panggil Tika teman kerja Cindy.
“Ada apa Tik, kok buru-buru kayak gini. Memang nya ada apa sih”jawab nya.
“Ini Cin, ada titipan buat kamu”jelas Cindy.
“Buat aku”
“Ya Cin, katanya khusus buat kamu. Mungkin dari penggemar kamu” ledek Tika.
“Memangnya aku ada tampang artis. Kira-kira dari siapa ya” tanya Cindy penasaran.
“Mana aku tahu”jawab Tika singkat dengan mengangkat bahu nya. Menunjukkan bahwa dirinya tidak tahu siapa pengirimnya. Tika langsung pergi setelah bungkusan itu diberikannya ke Cindy. Cindy yang masih heran dengan pemberi kado itu pun segera berlalu dari tempat itu. Rasa penasaran nya memacu ia untuk lebih cepat kembali ke rumah.
***
            Sesampainya di rumah Cindy langsung masuk ke kamar nya dan mengkunci pintu nya dari dalam. Ia ingin melihat apa isi bungkusan itu dan mengetahui siapa penggirimnya. Rasa penasaran nya sudah menggebu-gebu. Perlahan ia membuka kertas penutup isi didalamnya. Akhirnya, Cindy melihat isi bungkusan itu. Ia terdiam, terpaku dan bibirnya terasa keluh untuk mengucapkan sepatah kata. Boneka hati yang lucu dan bertuliskan “ I Love U” sama seprti boneka yang ia pilihkan untuk Mas Anto. “Apa maksud Mas Anto dengan semua ini”pekiknya dalam hati. Lalu Cindy meraih sepucuk kartu ucapan yang tertera di atas coklat silverqueen itu.
“Selamat hari Valentine Cindy, semoga kebahagiaan selalu bersamamu. Tetap tersenyum ya untuk menghiasi pelangi saat muncul, jangan pernah hujani hari-hari mu dengan airmata kesedihan, keceriaan mu sama seperti matahari yang muncul di langit biru”
            Cindy terduduk lemas diranjangnya. Ia tidak menduga selama ini Mas Anto memiliki perasaan terhadapnya. “Oh, Tuhan apa maksud semua ini. Aku tidak menginginkan semua ini, aku hanya ingin pujaan hatiku, hanya itu”jerit batin Cindy
“Aku hanya ingin merasakan indahnya Valentine, hanya itu. Apa aku berlebihan”ucapnya lirih. Beningan kristal pun mulai jatuh membasahi pipinya itu. bagaimana tidak, orang yang di nanti-nantikan kehadirannya tidak muncul di hadapannya. Mengapa harus Mas Anto, kenapa bukan dirinya. Pikiran nya dipenuhi ribuan pertanyaan yang membuat hati ya galau.
            Valentine yang seharusnya jadi momen yang indah untuk dirinya, malah menjadi kisah sedih. Yang dirasakan Cindy bukan kasih sayang tapi perasaan bimbang yang menghantui nya.
“Aku benci valentine”jerit Cindy memecahkan kesunyian malam. Ia tidak mampu untuk menahan semua gejolak yang sedang dirasakannya. Yang dilakukan nya hanya lah menangis dan menangis.